Kamis, 16 September 2010

Wahai Ukhti!!!. Gambar Anda di Fb Dalam Bahaya!!!. Tolong Dibaca [PENTING]

Dikutip dari: salafiunsri.blogspot.com

Ya Akhawat Fil Islaam, Wahai Muslimah2@Facebook, Walau Di Mana Jua Antunna Berada..

Atas Dasar Ukhuwwah & Kasih yang Tidak Terhingga terhadap Antunna, PS Amat-amat Memohon drp Lubuk Hati yang Paling Mendalam....

'SILAHKAN DELETE KESELURUH GAMBAR2 ANTUNNA YANG MASIH TERSISA DI FACEBOOK DENGAN KADAR SEBERAPA SEGERA!'.

Terutamanya kepada Mereka yang Belum Berpurdah, Gambar-gambar Antunna di Ambang Bahaya dan boleh menjadi Asbab Fitnah yang Maha Dahsyat kepada Diri, Keluarga dan kepada Addenul Islam itu Sendiri.

Bagi Memastikan Antunna Melakukannya pada SAAT DAN KETIKA INI juga, di bawah ini PS sertakan Beberapa Artikel Beserta Bukti Kukuh bagi Meyakinkan Antunna untuk men'DELETE' Gambar-Gambar tersebut Tanpa Ragu2.

[ ARTIKEL 1 ] ~ TANGAN KOTOR : MEMBOGELKAN GAMBAR MUSLIMAH DENGAN SUPER IMPOSE

Super Impose yang semakin menjadi kegilaan dunia hari ini, telah menyebabkan berlakunya beberapa kezaliman terhadap wajah wanita yang bertudung. Kesal juga, sejak kebelakangan ini, ternampak beberapa bentuk serangan media dengan menggunakan istilah-istilah lucah yang agak meluat untuk menyebutkannya di sini.

Post kali ini, saya cuba menarik para pembaca untuk memahami situasi yang terjadi. Istilah-istilah kotor yang saya maksudkan di atas, cuba dikembangkan. Antara cara-cara mengembangkan otak kotor terhadap wanita muslimah, ialah dengan menggunakan SUPER IMPOSE.

Iaitu, mengambil beberapa keping gambar perempuan bertudung yang dirasakan secocok dengan gambar bogel, kemudian gambar perempuan tersebut dipotong dibahagian yang sesuai. Biasanya garisan tudung tersebut. Kemudian, di”tampal” pada tubuh mana-mana yang tidak berpakaian.

Maka, akan terhasil seorang wanita yang bertudung, tetapi tidak berpakaian. Kerja-kerja ini tidak lain adalah untuk menghina Islam, bahkan menghina wanita muslimah yang sentiasa menjaga aurat mereka. Persoalan di sini, dimanakah saluran mudah untuk mendapatkan gambar-gambar muslimah kita?

Oh ya, FACEBOOK adalah jalan paling mudah dan berkesan. Sejak kebelakangan ini, nampak seperti wanita muslimah Indonesia dan Malaysia yang menjadi mangsa! Hah.. Adakah anda sedar, entah-entah gambar saudara mara kita pula yang kena.

Lebih teruk apabila gambar tersebut dibuat animasi dengan format GIF. Animasi yang boleh ditampal dengan mudah di web-web lucah. Asalnya ia merupakan gambar kaku, tetapi apabila diubahsuai dan diset dalam format GIF, akan terhasil animasi bergerak. Antaranya AKSI-AKSI RANJANG yang agak mengaibkan untuk disebut di sini.

Baca Selanjutnya --> Disini

[ ARTIKEL 2 ] ~ AWAS MUSLIMAHKU !!



ASAL FOTO INI ADALAH BERTUDUNG SEMPURNA, NAMUN TELAH DIEKSPLOITASI MELALUI TEKNIK SUPER IMPOSE DAN SINAR X-RAY UNTUK MENAMPAKKAN BAHAGIAN DALAMAN. MAKA KEPADA PARA MUSLIMAH DIKASIHI ALLAH SEKALIAN ,TOLONG DELETE FOTO-FOTO ANDA DALAM MANA-MANA LAMAN PERIBADI ANDA SEPERTI fACEBOOK ,BLOG @ fRIENDSTER SEBELUM MENJADI MANGSA DAN FOTO-FOTO ANDA TERSEBAR DI INTERNET OLEH MUSUH2 ISLAM DAN KAKI PORNOGRAFI

Mungkin proses eksploitasi ini tidak dapat dilakukan jika mana gambar ini sudah tetap..namun sebagai langkah berjaga-jaga, seelok-eloknya tidak wajarlah bagi seorang muslimah mempamerkan gambarnya kepada bukan mahramnya. Jika difikir-fikirkan, kenapa sibuk mempamerkan wajah pada orang tatapan ramai ?..NAK TUNJUK CANTIK??? {PS : NAK KEPUJIAN LELAKI????} Hmmm..cukuplah pamerkan pada suami kalian nanti..renung-renungkanlah.

Baca Selanjutnya --> Disini

[ARTIKEL 3] HATI-HATI : FACEBOOK MEMUDAHKAN SI BERTUDUNG DITELANJANGKAN

Susulan daripada artikel saya sebelum ini, yang berkaitan dengan gambar perempuan bertudung yang dieksploitasikan, saya rasa perlu untuk mengulas lebih lanjut tentang istilah “body scanning”. Mungkin ia kelihatan agak tak masuk akal untuk dihasilkan. Tapi, sila baca beberapa kaedah di bawah, yang MEMUNGKINKAN proses ini akan berhasil.

1. Semua orang sudah tahu, bahawa pakaian tidak boleh ditembusi. Tetapi di Airport telah meletakkan sistem “mengkantoikan” anggota badan secara penuh. Dahulu, kita tidak pernah terfikir ia akan berlaku. Tetapi sekarang, ia sudah berlaku.

Ok, ada yang mengatakan bahawa, itu adalah anggota badan secara langsung, bukan melalui gambar. Penjelasannya pada nombor 2.

2. Cuba kita lihat di dalam ruangan Facebook. Kebanyakan pelayar Facebook yang memakai pakaian menutup aurat, tetapi adakah tidak boleh diimaginasikan bentuk tubuh mereka?

Contoh, di dalam gambar 1, si A melakukan aksi 1, gambar kedua pula melakukan aksi 2, sehinggalah 5 keping gambar, dan kesemuanya aksi yang berbeza (walaupun aksi bersahaja dan memakai niqab).

Maka, berdasarkan ukuran baju, lipatan kain, dan sebagainya, memungkinkan tubuh badannya diolah dalam bentuk 3D. Ia adalah hasil imaginasi yang dapat diterjemahkan daripada 5 gambar tersebut. Bukan sahaja 5, 1 pun sudah cukup.

Semua orang tahu, tubuh badan wanita semuanya sama, gemuk bentuknya begini, kurus bentuknya begini, pinggang lebar bentuknya begini, dan sebagainya. Maka, daripada gambar yang tertera, mereka mengolah kepada bentuk 3D, kerana manusia punyai imaginasi.

Senang cerita, kalau anda tengok perempuan bertudung, anda akan dapat mengimaginasi sehingga “menelanjangkan” tubuhnya, walaupun aurat semuanya ditutup. Maka, Islam mengajar kita untuk “menjaga pandangan”, walaupun kepada mereka yang menutup aurat.

Baca Selanjutnya --> Disini

Demi Kasih dan Cinta PS kepada Antunna, Sekali Lagi PS pohon....

' TOLONG DELETE DENGAN SEGERA, KESEMUA GAMBAR ANTUNNA @ FACEBOOK, SEKALIPUN IANYA TELAH DI'LOCK'.

SEBELUM IANYA DIEKSPLOITASI OLEH MUSUH-MUSUH ISLAM, SAMADA MENGGUNAKAN TEKNIK 'SUPER IMPOSE', 'SINAR X-RAY' ATAU '3D BODY SCANNING' UNTUK MENGAIBKAN MARUAH KAUM MUSLIMAH YANG MEMELIHARA AURATNYA, SETERUSNYA MENCEMARKAN KESUCIAN ADDENUL ISLAM"

Waakhiran Laisa Biakhirin,

Demi Ukhuwwah dan Kasihku Kepada Kalian, PS Amat-amat Memohon Agar Disebarluaskan Info ini kpd Seramai Mungkin Sahabiah2 Antunna di Luar Sana...

& Seterusnya, buat Ikhwahku yang KuKasihi, Sebarluaskan juga Info ini kpd seluruh Mahrammu, Kaum Kerabatmu, mahupun Teman2 Muslimahmu di FB....Demi Memelihara Kesucian Maruah Akhawat Kita dan Menjaga Kemurnian Addeenul Islam yang Sama-sama Kita Cintai...

Hukum dalam puasa Sunnah 6 hari bulan Syawal

Penulis: Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts wal Ifta'
Fiqh, 10 Desember 2003, 11:11:08

Dalil-dalil tentang Puasa Syawal


Dari Abu Ayyub radhiyallahu anhu:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup'." [Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Hukum Puasa Syawal


Hukumnya adalah sunnah: "Ini adalah hadits shahih yang menunjukkan bahwa berpuasa 6 hari pada Syawal adalah sunnah. Asy-Syafi'i, Ahmad dan banyak ulama terkemuka mengikutinya. Tidaklah benar untuk menolak hadits ini dengan alasan-alasan yang dikemukakan beberapa ulama dalam memakruhkan puasa ini, seperti; khawatir orang yang tidak tahu menganggap ini bagian dari Ramadhan, atau khawatir manusia akan menganggap ini wajib, atau karena dia tidak mendengar bahwa ulama salaf biasa berpuasa dalam Syawal, karena semua ini adalah perkiraan-perkiraan, yang tidak bisa digunakan untuk menolak Sunnah yang shahih. Jika sesuatu telah diketahui, maka menjadi bukti bagi yang tidak mengetahui."
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/389]

Hal-hal yang berkaitan dengannya adalah:

1. Tidak harus dilaksanakan berurutan.

"Hari-hari ini (berpuasa syawal-) tidak harus dilakukan langsung setelah ramadhan. Boleh melakukannya satu hari atau lebih setelah 'Id, dan mereka boleh menjalankannya secara berurutan atau terpisah selama bulan Syawal, apapun yang lebih mudah bagi seseorang. ... dan ini (hukumnya-) tidaklah wajib, melainkan sunnah."
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/391]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
"Shahabat-shahabat kami berkata: adalah mustahab untuk berpuasa 6 hari Syawal. Dari hadits ini mereka berkata: Sunnah mustahabah melakukannya secara berurutan pada awal-awal Syawal, tapi jika seseorang memisahkannya atau menunda pelaksanaannya hingga akhir Syawal, ini juga diperbolehkan, karena dia masih berada pada makna umum dari hadits tersebut. Kami tidak berbeda pendapat mengenai masalah ini dan inilah juga pendapat Ahmad dan Abu Dawud." [Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab]

Bagaimanapun juga bersegera adalah lebih baik: Berkata Musa: 'Itulah mereka telah menyusul aku. Dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Rabbi, supaya Engkau ridho kepadaku. [QS Thoha: 84]

2. Tidak boleh dilakukan jika masih tertinggal dalam Ramadhan

"Jika seseorang tertinggal beberapa hari dalam Ramadhan, dia harus berpuasa terlebih dahulu, lalu baru boleh melanjutkannya dengan 6 hari puasa Syawal, karena dia tidak bisa melanjutkan puasa Ramadhan dengan 6 hari puasa Syawal, kecuali dia telah menyempurnakan Ramadhan-nya terlebih dahulu."

[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa'imah lil Buhuuts wal Ifta', 10/392]

Tanya : Bagaimana kedudukan orang yang berpuasa enam hari di bulan syawal padahal punya qadla(mengganti) Ramadhan ?

Jawab : Dasar puasa enam hari syawal adalah hadits berikut

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari Syawal maka ia laksana mengerjakan puasa satu tahun."

Jika seseorang punya kewajiban qadla puasa lalu berpuasa enam hari padahal ia punya kewajiban qadla enam hari maka puasa syawalnya tak berpahala kecuali telah mengqadla ramadlannya (Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin)

Hukum mengqadha enam hari puasa Syawal

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya : Seorang wanita sudah terbiasa menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal setiap tahun, pada suatu tahun ia mengalami nifas karena melahirkan pada permulaan Ramadhan dan belum mendapat kesucian dari nifasnya itu kecuali setelah habisnya bulan Ramadhan, setelah mendapat kesucian ia mengqadha puasa Ramadhan. Apakah diharuskan baginya untuk mengqadha puasa Syawal yang enam hari itu setelah mengqadha puasa Ramadhan walau puasa Syawal itu dikerjakan bukan pada bulan Syawal ? Ataukah puasa Syawal itu tidak harus diqadha kecuali mengqadha puasa Ramadhan saja dan apakah puasa enam hari Syawal diharuskan terus menerus atau tidak ?

Jawaban
Puasa enam hari di bulan Syawal, sunat hukumnya dan bukan wajib berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan kemudian disusul dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka puasanya itu bagaikan puasa sepanjang tahun" [Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya]

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa enam hari itu boleh dilakukan secara berurutan ataupun tidak berurutan, karena ungkapan hadits itu bersifat mutlak, akan tetapi bersegera melaksanakan puasa enam hari itu adalah lebih utama berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya) : "..Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Rabbku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)" [Thaha : 84]

Juga berdasarakan dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah yang menunjukkan kutamaan bersegera dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa Syawal secara terus menerus akan tetapi hal itu adalah lebih utama berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) : "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus dikerjakan walaupun sedikit"

Tidak disyari'atkan untuk mengqadha puasa Syawal setelah habis bulan Syawal, karena puasa tersebut adalah puasa sunnat, baik puasa itu terlewat dengan atau tanpa udzur.

Mengqadha enam hari puasa Ramadhan di bulan Syawal, apakah mendapat pahala puasa Syawal enam hari

Pertanyaan
Syaikh Abduillah bin Jibrin ditanya : Jika seorang wanita berpuasa enam hari di bulan Syawal untuk mengqadha puasa Ramadhan, apakah ia mendapat pahala puasa enam hari Syawal ?

Jawaban
Disebutkan dalam riwayat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda (yang artinya) : "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa setahun"
Hadits ini menunjukkan bahwa diwajibkannya menyempurnakan puasa Ramadhan yang merupakan puasa wajib kemudian ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal yang merupakan puasa sunnah untuk mendapatkan pahala puasa setahun. Dalam hadits lain disebutkan (yang artinya) : "Puasa Ramadhan sama dengan sepuluh bulan dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan dua bulan"

Yang berarti bahwa satu kebaikan mendapat sepuluh kebaikan, maka berdasarkan hadits ini barangsiapa yang tidak menyempurnakan puasa Ramadhan dikarenakan sakit, atau karena perjalanan atau karena haidh, atau karena nifas maka hendaknya ia menyempurnakan puasa Ramadhan itu dengan mendahulukan qadhanya dari pada puasa sunnat, termasuk puasa enam hari Syawal atau puasa sunat lainnya. Jika telah menyempurnakan qadha puasa Ramadhan, baru disyariatkan untuk melaksanakan puasa enam hari Syawal agar bisa mendapatkan pahala atau kebaikan yang dimaksud. Dengan demikian puasa qadha yang ia lakukan itu tidak bersetatus sebagai puasa sunnat Syawal.

Apakah suami berhak untuk melarang istrinya berpuasa Syawal

Pertanyaan
Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya : Apakah saya berhak untuk melarang istri saya jika ia hendak melakukan puasa sunat seperti puasa enam hari Syawal ? Dan apakah perbuatan saya itu berdosa ?

Jawaban
Ada nash yang melarang seorang wanita untuk berpuasa sunat saat suaminya hadir di sisinya (tidak berpergian/safar) kecuali dengan izin suaminya, hal ini untuk tidak menghalangi kebutuhan biologisnya. Dan seandainya wanita itu berpuasa tanpa seizin suaminya maka boleh bagi suaminya untuk membatalkan puasa istrinya itu jika suaminyta ingin mencampurinya. Jika suaminya itu tidak membutuhkan hajat biologis kepada istrinya, maka makruh hukumnya bagi sang suami untuk melarang istrinya berpuasa jika puasa itu tidak membahayakan diri istrinya atau menyulitkan istrinya dalam mengasuh atau menyusui anaknya, baik itu berupa puasa Syawal yang enam hari itu ataupun puasa-puasa sunnat lainnya.

Hukum puasa sunnah bagi wanita bersuami

Pertanyaan
Syaikh Shalih Al-Fauzan ditanya : Bagaimanakah hukum puasa sunat bagi wanita yang telah bersuami ?

Jawaban
Tidak boleh bagi wanita untuk berpuasa sunat jika suaminya hadir (tidak musafir) kecuali dengan seizinnya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : "Tidak halal bagi seorang wanita unruk berpuasa saat suminya bersamanya kecuali dengan seizinnya" dalam riwayat lain disebutkan : "kecuali puasa Ramadhan"
Adapun jika sang suami memperkenankannya untuk berpuasa sunat, atau suaminya sedang tidak hadir (bepergian), atau wanita itu tidak bersuami, maka dibolehkan baginya menjalankan puasa sunat, terutama pada hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa sunat yaitu : Puasa hari Senin dan Kamis, puasa tiga hari dalam setiap bulan, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa pada sepuluh hari di bulan Dzulhijjah dan di hari 'Arafah, puasa 'Asyura serta puasa sehari sebelum atau setelahnya.

(Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita Muslimah, Amin bin Yahya Al-Wazan)